April 8, 2009

Last Memory

Aku meninggalkan semua kenangan ku, jauh... jauh... jauh ke belakang.
Tak ada yang boleh menghancurkan segala yang pernah terjadi. kenangan itu...
Walaupun menyakitkan, tapi tidak akan pernah aku lupakan.
Sakit? ya... pasti.
Tapi sakit itu yang membuat aku lebih tegar dan kuat. batin, hati dan nyawaku jauh lebih kuat sekarang.
Sedihnya... sekarang sulit sekali rasanya untuk percaya dengan orang lain.
Hah...

April 3, 2009

Out Of Mind

Tak pernah terpikirkan oleh Clara, Bahwa ia akan kehilangan cintanya. Hasrat sayang dan kasih yang sudah lama terpendam dalam hati dan benaknya seakan di paksa untuk keluar dari dalam tubuhnya. Ia merasa seperti di lempar ke dalam jurang. Jurang yang dalam dan tiada akhir. Hubungan cinta yang ia pikir akan lebih mudah di jalankan setelah berhubungan hampir tiga tahun, kini kandas sudah. Dia yang Clara cintai kini memilih orang lain. Perempuan lain. Bukan dirinya.
Clara tak mampu mengubur semuanya. Di awal keprihatinannya, ia seperti orang yang kehilangan akal sehat, lemah dan hancur. Relung hati nya hanya terisi oleh satu nama, Rian... Rian... dan Rian. Sedikit saja ia bergerak, maka ia akan kembali mengingat nama Rian. Bertahun-tahun ia merasa bahagia, walaupun hubungan mereka berjarak. Sangat mustahil untuk di katakan pacaran, karena selama tiga tahun mereka bersama, untuk jalan berduaan pun mereka tidak pernah. Tapi cinta yang di pupuk oleh Rian, telah menghancurkan setiap raga, dan tarikan nafas Clara.
Ia menangis setiap hari, setiap waktu. Rasanya setiap gerakan dan perkataan akan mengingatkan dirinya kepada Rian.
Satu bulan. Dua bulan. Ia mencoba untuk melupakan Rian, tapi nihil.

Lalu Lois masuk ke dalam kehidupan Clara, kehidupan di mana Lois harus berusaha menyadarkan Clara bahwa ia harus bangkit karena masih banyak sekali orang yang menyayangi dan mencintai dirinya. Clara berusaha melepas kesedihannya, tapi tetap saja tidak semudah itu. Hati Clara terlalu rapuh dan hancur. Ia harus kembali menata hatinya, menata setiap potongan hati yang terlepas dari tempatnya.
Lois, laki-laki sekaligus sahabat dengan sabar membantu Clara untuk kembali bangkit. Menempelkan setiap keping hati yang terurai jatuh. Lois menawarkan sebentuk harapan baru untuk Clara. Memberi rasa sayang yang tulus dan... murni.
Clara begitu terpesona olehnya, tapi tidak ada sedikit pun keinginan hatinya untuk melanjutkan hubungan mereka lebih dalam. Tidak. Ia memang sangat menikmati rasa sayang yang di berikan Lois padanya, karena ia merasa butuh perhatian dari orang lain. Dan Lois terbiasa melakukan itu. Ia seperti tidak malu lagi mendekatkan dirinya pada Clara. Clara menginginkkannya. Ia bisa merasakan itu, Clara menyukainya, menyukai gerak geriknya, menyukai semua yang ia lakukan. Tetapi itu hanya kebutuhan Clara, sementara. Ia menyayangi bahwa Lois datang di saat yang tidak tepat. Di saat Clara di paksa untuk menata hatinya. Clara tidak mampu. Ia belum dapat berdiri dan membangun fondasi cinta yang di tawarkan Lois untuknya.
Lalu tiba-tiba masalah kembali datang kehadapan Clara. Yehan, Laki-laki yang tak di sangka-sangka, rupanya memiliki perasaan terhadap Clara. Ia datang tiba-tiba, padahal dari awal hubungan pertemanan mereka, tidak pernah ada kata dekat dalam kamus keduanya. Hanya kenal. Tidak lebih. Tetapi Clara merasa bahwa Yehan jauh lebih agresif dari Lois. Ia terang-terangan memerhatikan Clara, mendatanginya, menghubunginya. Semua jauh lebih dari apa yang Clara harapkan. Ini tidak benar. Yehan yang masih memiliki status dengan seorang gadis, tetap nekat mendekati Clara. Clara mulai takut. Ia bimbang. Hatinya yang baru tertata, tiba-tiba rapuh lagi dan terancam hancur. Ia menjauh dari Yehan. Melepas perasaan yang ia anggap salah. Dua orang yang berarti berada dalam satu hati, itu tidak benar. Ia pergi dari Yehan. Menjauh setelah merasakan sebentuk perhatian khusus yang di berikan Yehan kepada dirinya. Sedangkan Lois? Lois mundur secara teratur. Melepasnya setelah tau bahwa Yehan telah berhasil membuka hatinya.
Bagi Clara, tidak mudah menghilangkan sosok dan bayang-bayang Rian dari dalam hatinya. Sosk itu selalu menghiasi tidur Clara, datang saat Clara sedang merenung sendirian, dan hancur saat Clara kembali meneteskan air matanya.
Tidak di sangka, hanya dalam waktu beberapa bulan, Clara kembali di tinggalkan oleh dua orang yang sama-sama ia sayangi. Perhatian dan perasaan dari keduanya hilang begitu saja. Ia kembali sendirian.
Dan dalam waktu sekejap, setelah semua mulai berjalan lebih normal, Rian kembali muncul di hadapan Clara. Laki-laki itu... kembali menghubungi dirinya. Kali ini Rian mengatakan, ia datang sebagai seorang sahabat.

Template by:

Free Blog Templates