July 1, 2011

Memories Of Love 3 (Fiction Version)

Verlyta menatap dirinya di cermin. Setelah yakin bahwa dirinya sempurna, ia beranjak keluar rumahnya. Di depan, Evelyn bersama Rian telah menunggunya. Ia mengenakan kaos berwarna putih gading di padukan dengan celana pendek hitam kesukaannya. Ia tersenyum percaya diri dengan rambut panjang sepunggungnya yang berkibar lembut di tiup angin. Walaupun Evelyn sahabat karibnya dan Rian, ia tidak suka melihat keduanya bersama. Ia ingin memiliki Rian seorang dan ia tidak ingin Rian dekat dengan orang lain saat ia sedang bersama dengan Rian. Setelah menyapa keduanya, tanpa basa basi Verlyta masuk ke mobil Rian dan duduk di depan, kursi penumpang sebelah Rian. Evelyn sadar akan posisinya dan duduk di belakang. Perjalanan panjang karena sebenarnya Rian mau mengantar Evelyn pulang dan mengajak Verlyta jalan-jalan. Perjalanan pulang Evelyn terasa kurang nyaman karena sepertinya Verlyta tidak malu untuk memperlihatkan kemesrahan hubungannya dengan Rian. Evelyn berusaha untuk tidak memperhatikan penumpang di depannya walaupun itu berarti ia harus memalingkan kepalanya ke jendela luar agar tidak mengganggu kemesrahan Verlyta dan Rian. Sedikit curi-curi pandang sebenarnya Evelyn melihat bahwa Rian agak risih karena Verlyta mulai bergelanyutan di lengan Rian dalam keadaan Rian sedang menyetir! Bagaimana kalau Rian jadi tidak berkonsentrasi dan akhirnya malah terjadi kecelakaan mobil? Ingin rasanya saat itu Evelyn menegur tindakan Verlyta, tapi apa daya. Ia hanya seorang tamu yang minta di antar pulang oleh Rian. Evelyn hanya bisa pasrah dan berdoa di dalam hati.

***

Verlyta tidak bermaksud menyakiti Evelyn. Ia hanya sedikit pencemburu. Ia tidak ingin Rian di rebut oleh siapa pun dan ia yakin semua perempuan manapun pasti ingin selalu bersama kekasihnya, di tambah lagi dengan sikap cuek Rian yang sulit untuk di tanggulangi. Tatkala itu sebenarnya Verlyta sering menangis karena sikap Rian yang cuek. Terkadang tidak semua yang di inginkannya mampu dikatakannya kepada Rian. Ingin sekali ia meneriakkan semua yang ada di dalam hatinya agar Rian tau seberapa besar rasa sayang dan cinta yang di milikinya untuk Rian. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Rian, dan tidak banyak menuntut apapun dari Rian. Tidak pernah menuntut untuk menonton film apapun saat bersama dengan Rian, selalu membiarkan Rian yang memilih film yang sedang tayang di studio, daripada harus melihat Rian kecewa karena pilihan filmnya tidak sesuai dengan apa yang ingin di saksikan oleh Rian. Ia akan merasa senang sekali bila Rian mau berbagi cerita dengan nya saat selesai menonton film, dan keduanya saling membahas film yang baru saja mereka tonton. Itu hal yang tidak pernah bisa di lepaskan dari dalam diri Rian, karena hanya saat itulah Rian akan menunjukkan kebawelannya di depan Verlyta.
Ia mencintai Rian. Ia sayang dan tidak ingin melepaskan Rian. Ia bahagia bersama Rian.

***
Rian tau seberapa besar rasa sayang yang di miliki Verlyta. Ia tau bahwa sikapnya yang terlampau cuek dapat melukai hati wanita manapun yang mencintai dirinya. Tetapi ia tidak mampu mengutarakan sifat keromantisannya. Ia bukan tipikal laki-laki yang mampu mengumbar rasa cintanya dihadapan perempuan. Ia hanya ingin siapapun kekasihnya, mampu menerima dirinya apa adanya, yang cuek, tidak peduli dan sulit untuk melontarkan keromantisan serta kepeduliannya di depan kekasihnya. Dan semua itu, semua kekurangannya, semua kebiasaannya, hanya mampu di terima oleh Verlyta. Bahkan terkadang ia ingin bertanya kepada Verlyta, apakah ia bahagia bersama dengan dirinya yang terlampau cuek. Apakah Verlyta tidak pernah bosan seperti perempuan lain yang banyak menuntut? Apakah sudah benar ia memperlakukan Verlyta dengan baik?
Verlyta tidak sama dengan Clara. Keduanya menyukai laki-laki yang sama. Keduanya memiliki tipikal karakter yang bertolak belakang. Clara ingin selalu di temani. Verlyta justru sangat mengerti posisi Rian yang sibuk. Clara terkadang menuntut keromantisan di dalam hubungan mereka, tetapi Verlyta lebih banyak diam dan terlihat selalu bahagia bersama dengan dirinya. Dua karakter yang saling bertolak belakang pernah berada di dalam hatinya. Pernah ia cintai. Sama-sama hampir tiga tahun berhubungan, walaupun saat bersama dengan Clara, hubungan mereka kandas dengan tidak baik. Dengan Verlyta berbeda. Keduanya memutuskan hubungan karena Verlyta masih tidak mampu menerima hubungan jarak jauh. Ia memilih untuk mundur daripada harus banyak sakit hati saat hubungan mereka berada dalam posisi long distance. Kepercayaan harus selalu di pupuk dengan baik dalam hubungan jarak jauh. Dan ia mengerti. Dengan keadaan sifat cuek di dalam dirinya, ia tau bahwa sebenarnya Verlyta takut. Dan ia memilih untuk melepaskan Verlyta, walau itu berarti ia harus melepaskan cintanya.
Sampai saat ini, ia masih memiliki rasa itu terhadap Verlyta. Rasa yang di sebut sebagai rasa sayang itu belum sepenuhnya dapat di lepaskan oleh hatinya.
Dan saat ini, Rian memilih untuk bebas. Tidak memiliki ikatan dengan siapapun, dan mampu mengkreasikan dirinya dalam berbagai macam aktifitas tanpa perlu takut tidak dapat membagi waktu dengan kekasihnya.

***

Template by:

Free Blog Templates