December 27, 2011

Memories Of Love 6 (Fiction Version)

Clara menatap Yehan. Hari itu adalah hari pertemuannya pertama kali dengan Yehan setelah beberapa tahun mereka tidak pernah bertemu. Clara sangat merindukan Yehan. Bukan karena ia kembali jatuh cinta pada Yehan, tidak. Tapi ia sangat merindukan kehadiran Yehan yang dulu sempat menjadi tempat perlindungan paling baik yang pernah Clara temui. Ia rindu akan perteman mereka yang harus hancur karena Yehan jatuh cinta pada Clara. Cinta yang seharusnya tidak pernah boleh terjadi pada keduanya yang mengakibatkan kehancuran fatal dan penyesalan berat yang dirasakan Clara. Cinta yang harus di telan sendiri karena Clara tidak mampu menerimanya.

Tiba-tiba Clara di pertemukan kembali dengan Yehan. Laki-laki yang sudah berada jauh dari Clara, baik tempat maupun waktu - hari itu, duduk di depan Clara. Mereka berhadapan sambil menyantap makanan yang tidak lagi mengeluarkan selera bagi Clara. Saat itu hati Clara tegang. Teman yang pernah lebih dari sepuluh tahun bersama dengannya, kembali lagi seperti orang lain yang baru berkenalan.
Masihkah Yehan membencinya? Masihkah ada di benak Yehan tentang apa yang pernah terjadi pada mereka dulu? Apa Yehan sudah benar-benar lupa akan kejadian itu? Yehan tumbuh dengan sangat baik dan terlihat sangat dewasa. Hampir tiga tahun mereka tidak pernah berbicara, malam itu Clara membuka mulut untuk menyapa sahabat nya yang dulu.

Clara ingin sekali meminta maaf pada Yehan. Meminta maaf secara langsung akan apa yang pernah ia lakukan dulu pada Yehan. Ia ingin Yehan kembali menjadi seseorang yang dulu Clara kenal. Yang baik dan sangat pengertian pada Clara. Tetapi malam itu, mereka hanya bungkam. Tidak ada yang berbicara tentang masa lalu yang kelam itu. Keduanya hanya sama-sama menelan semua kepahitan yang pernah di rasakan.

Dear Yehan,
Pertemanan ku dengan mu sudah ku anggap seperti persahabatan seumur hidupku.
Kau harus tau bahwa aku sangat merindukan pertemanan kita dulu. Nostalgia demi nostalgia ku lalui dengan Elya dengan berbagai kesedihan di dalam hatiku. Elya banyak bercerita tentangmu. Aku juga ingin berbagi semua suka dukamu di luar sana. Kembali bercerita denganmu tentang kuliahmu yang harus berpindah-pindah dan kesulitanmu untuk mencari kontrakan baru,dan semua kebahagianmu di sana.
Apakah itu masih mungkin terjadi di antara kita? Aku telah melakukan kesalahan fatal yang tidak akan pernah bisa ku hapuskan dari memorimu.
Aku mengira kau tidak akan semarah itu padaku dan hal itu tidak merubah semuanya, tapi aku salah. Hal itu membuat kau dan aku malah seperti tidak saling mengenal satu sama lain. Kau dan aku tidak lagi mampu melewati hari bersama sebagai seorang sahabat yang sangat mengerti diriku.
Kenapa Yehan? Kenapa dengan satu kata cinta yang kau ucapkan kepadaku, malah membuat kau dan aku seperti orang asing? Kenapa harus ada kata cinta di antara kita? Bisakah kita menghilangkan memori itu? Memori dimana aku harus kehilangan teman sekaligus sahabat laki-laki yang sangat mengerti diriku?

Temanmu yang sangat menyesal,
Clara

December 20, 2011

Memories Of Love 5 (Fiction Version)

Rasa bahagia menyelimuti hati Clara hari itu. Ia mengambil pena berwarna merah miliknya, dan membuat gambar kecil berbentuk hati di tengah-tengah tanggal bertuliskan angka dua puluh lima. Tepat pada tanggal dua puluh lima bulan ini, Cleo meminta Clara untuk menjadi kekasihnya. Clara bahagia karena tidak terasa sudah dua tahun ia menghadapi rintangan bersama dengan Cleo. Clara tau, secuek apapun Cleo padanya, Cleo tetap menyayanginya. Dua tahun itu tidak terasa bagi Clara. Sudah dua tahun ia menghabiskan hampir seluruh kehidupannya dengan Cleo. Kebersamaan mereka, kedekatan mereka, sampai terkadang masalah keuangan tidak lagi di hiraukan keduanya. Bagi Clara dan Cleo, kebersamaan saat makan, atau saat keduanya tidak berkuliah, harus di lalui bersama.

Ketergantungan kah Clara pada Cleo? Atau sebaliknya? Pernah beberapa kali Clara harus menghabiskan makan siangnya sendirian karena Cleo pergi dan tidak bisa menemani Clara. Seperti ada yang kurang saat Cleo tidak bisa menemani Clara, padahal toh mereka akan bertemu lagi. Begitu juga yang di rasakan Cleo saat Clara tidak bisa menemaninya. Clara sendiri tidak tau bagaimana bila suatu saat mereka tidak lagi bersama. Bayangan itu cepat-cepat di tepis olehnya.
Saat ini hanya kebahagiaan yang ingin di rasakan Clara. Baginya, kebersamaan dengan Cleo akan selalu menjadi waktu dan moment yang paling special dalam hidupnya. Tanpa di sadari mungkin Clara sendiri sudah meletakkan seluruh hatinya kepada Cleo. Hanya kepadanya. Clara tidak menyukai laki-laki yang terlalu perhatian kepadanya, itu hanya akan menjadi suatu kekangan bagi Clara. Ia sangat menyukai laki-laki cuek yang bisa memberikan perhatiannya di saat-saat yang tidak terduga, dan itu ia temui hanya dalam diri Cleo.

Clara berharap, semoga semua berjalan indah dan terus bertambah indah. Tidak ada yang berubah sampai kapanpun. Setiap hal yang sudah dilalui akan menjadi kenangan berharga untuk dirinya dan ia yakin, Cleo akan merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan Clara saat ini.

Dear Cleo,
Terima kasih telah menjadi pendampingku selama dua tahun kita bersama. Tidak ada yang bisa di ucapkan selain kata bahagia yang ku temukan di setiap sudut waktu yang kita lewati bersama. Jangan sampai hal lain membuat semua keindahan ini berubah. Setiap sedih dan bahagia ku akan ku bagikan kepadamu dan kamu juga harus melakukan hal yang sama untuk ku. Berbagi dan kepercayaan adalah kunci dari cinta yang telah kita pupuk selama ini, dan ingat, jangan pernah berubah sampai apapun. Happy Anniversary sayang. Akan ku buatkan kue coklat kesukaanmu sepulang nanti.
Surat cintaku kepadamu, Clara

Time Heals Everyhing, is it?

Membayangkan setiap orang keluar masuk membaca tulisanku, rasanya aku hampir gila menanggapi semua pertanyaan yang di ajukan. Aku yakin, setiap pertanyaan akan mengarah kepada hal yang sama seperti, “Kamu masih memikirkannya?”, “Kamu masih kecewa terhadapnya?” dan sebagainya.

Kecewa? Aku bukan orang yang mudah untuk menghilangkan rasa kecewa karena di hianati. Jawabannya? Kekecewaan itu pasti masih ada sampai sekarang. Aku bukan tipe orang yang menganggap hal itu berlalu lama, lalu aku bisa berhenti memikirkannya. Beda dengan masalah yang aku hadapi dengan orang-orang lain yang dulu sempat dekat denganku, lalu kami berjauhan. Aku tidak merasa di hianati apalagi di sakiti. Sekarang malah aku menganggap itu kesalahan bodoh yang pernah aku lakukan saat aku memutuskan untuk menjauh dari mereka.

Baca saja. Nikmati setiap kata yang pernah aku tuliskan di dalamnya. Aku tidak akan memikirkan apa yang terjadi di masa lalu lagi, aku tidak berniat untuk melakukannya. Tapi rasa sedih itu pasti ada. Tidak akan ada yang benar-benar merasakan karena aku korbannya. Nikmati setiap ucapan yang pernah singgah di mulut kalian yang berhasil aku tangkap dan aku abadikan dalam bentuk tulisan. Tidak semuanya kenyataan, sebagian hanya merupakan karangan. Terkadang saat membaca juga kita perlu memerhatikan judul yang di berikan, karena kebanyakan judul terikat kuat dengan isi di dalam cerita yang dibuat. Dan yang perlu di ketahui, aku tidak lagi mendendam kepada semua pihak yang pernah terkait di dalamnya.

December 17, 2011

Happy Birthday

Bertambahnya umur membuat seseorang pasti merasa senang dan bahagia. Anak-anak kecil yang bertambah umur satu menjadi dua, dua menjadi tiga, seakan-akan merasa bahwa inilah kehidupan yang sebenarnya. Dimana setiap mimpi dan harapan akan menjadi sebuah kenyataan. Dimana setiap cita-cita dan keinginan akan semakin terwujud dengan adanya perubahan waktu dan tahun. Cinta anak kecil berumur tiga tahun kepada orangtua akan berubah menjadi cinta kepada teman. Cinta anak berumur enam tahun akan berubah menjadi cinta kepada sahabat kecil mereka. Cinta anak umur belasan tahun akan berubah menjadi cinta monyet. Cinta monyet lalu beranjak menjadi cinta yang yang menggebu-gebu yang ingin dirasakan oleh anak berumur tujuh belas tahun ke atas. Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang akan di hadapi sepasang pria dan wanita yang ingin merajut cintanya menjadi sebuah cinta yang tidak pernah mati di telan waktu lewat jenjang pernikahan.

Saat ini, tahun ini ... aku berada di tahun-tahun dimana aku ingin merasakan cinta yang menggebu-gebu yang dapat menjadi topik pembicaraan hangat saat kita membicarakannya kepada teman-teman kita. Cinta yang terkadang tidak berjalan dengan mulus dan bahkan hancur berantakan. Cinta yang harus di telan sendiri karena pasangan yang di impikan telah menjadi pasangan orang lain. Cinta yang di anggap sejati tetapi malah mati di tengah jalan. Di umur ini, kita menjadi seorang labil yang selalu mencari. Mencari dimana pasangan hati yang sebenarnya yang akan menjadi pasangan kita sampai mati. Pada tahap ini adalah tahap dimana kita harus benar-benar memilih dan memutuskan pasangan terbaik kita karena jenjang ini adalah jenjang terakhir sebelum kita hidup selama-lamanya dengan cinta mati kita.

Selamat ulang tahun teman. Hadapi semua rintangan yang membentang di depanmu dengan satu motivasi baru. Beranggaplah bahwa rintangan di depan merupakan alat untuk mencapai cita-citamu. Raihlah mimpimu dengan segenap hatimu dan jalani hari-harimu dengan senyum yang membahagiakan semua orang yang ingin melihat kebahagianmu. Semoga hari-hari yang kamu jalani selalu menjadi hari bahagia untukmu, aku berdoa untukmu.

December 3, 2011

The Reality

Aku menuliskan hampir seluruh kenyataan yang terjadi dalam hidupku. Kejadian menarik sampai yang paling menyedihkan, ku bagikan dalam tulisan yang membentuk sebuah kenangan pada akhirnya. Dengan seluruh kenyataan yang ada, dengan seluruh kemampuan yang di miliki, aku akhirnya berdiri dan berusaha untuk tidak lagi melihat ke belakang. Di lupakan? Tidak. Bukan. Hanya berusaha untuk tidak mengingat. Tetapi yang di herankan adalah, setiap aku tidak lagi memikirkan masa lalu, setidaknya lupa sesaat akan masa lalu itu, mereka tiba-tiba datang dan muncul di alam bawah sadar ku. Mereka seakan tau kalau mereka terlupakan. Ingatan itu lantas tidak pernah hilang. Muncul kembali dan keesokan paginya, setelah aku benar-benar terbangun dari tidurku, aku lalu mulai memikirkannya lagi. Selalu seperti itu. Lalu harus bagaimana aku ini? Melupakan? Jelas tidak mungkin. Di Ingat? Aku bisa gila kalau terus-terusan memacu otakku melihat masa lalu yang lebih banyak screen menyedihkan nya, di bandingkan bahagianya. Walau rasanya sudah berabad-abad rasa sakit dan sedih itu terjadi, tetap saja setiap kali mengingatnya, rasanya hati ini ingin meledak karena sakit itu... masih terasa.
Menjaga hubungan baik berhasil aku lakukan. Tetapi bukan berarti kami menjadi teman dekat satu sama lain. Hanya beranggapan bahwa, sesuatu “yang dulu” pernah terjadi itu “tidak pernah” terjadi sebelumnya. Seperti teman biasa. Benarkah seperti tu? Apa seharusnya kami saling bermusuhan dan tidak tegur sapa satu sama lain? Karena toh dua-duanya akan sama-sama menyakitkan.
Sudah lama pula tulisan ini aku abaikan. Berusaha memikirkan apa yang akan di lanjutkan dalam tulisan ini. Tidak pernah menemukan jalan terbaik. Ya memang seharusnya seperti ini. Kami bisa berbicara kapan saja seperti tidak terjadi apa-apa, aku sesekali memikirkan hal dulu dan saat alam bawah sadarku kembali mengingatkan ku pada kenyataan pahit, ya sebaiknya seperti ini saja, tidak berusaha melupakan dan yang terpenting tidak terjebak dalam memory lama yang menyebabkan kesedihan itu berlarut. Mencoba tidak mengingat dan memikirkan nya. Hanya seperti itu kan?

November 29, 2011

Catatan Usang (2)

Tersenyum sendiri membayangkan hal-hal lalu yang pernah terjadi. Keinginan untuk membalikkan waktu dan menghentikannya untuk sejenak agar aku mampu mengenang hal-hal yang aku rindukan. Indah tapi pasti ada yang menyakitkan. Tidak. Sampai kapanpun, bagaimanapun... Itu tidak akan pernah berubah. Sakit yang pernah di rasakan, indahnya saat kita akhirnya bisa memaafkan, cinta yang pernah di berikan.. semuanya tidak akan mampu hilang begitu saja. Hanya saja.. suatu saat nanti saat aku kembali membayangkannya, hal-hal tersebut tidak akan lagi memberikan efek besar dalam hidupku.. hal itu hanya akan menjadi kenangan yang pernah singgah dalam hidupku.

***

Diam-diam sekarang aku sering menatapnya. Rasanya ada sesuatu yang berbeda yang tidak pernah ku temui sebelumnya. Aku mengenalnya sudah lama. Tapi hanya sekedar mengenal. Tidak bisa di katakan dekat karena ada jarak yang memisahkan kami. Aku takut. Aku tidak mau jatuh hati padanya. Tidak boleh di saat ia masih memiliki seseorang. Dan aku hanya akan mengganggu hubungannya.

***

Ingin berlaku biasa saja tetapi kadang hati dan pikiran tidak bisa berlaku seperti yang kita inginkan. Aku kecewa. Kecewa pada diriku sendiri, karena hanya dalam beberapa hari saja, aku mampu jatuh hati padanya. Begitu gampangnya kah diriku untuk jatuh hati kepada orang lain? Atau karena begitu sensitifnya kah diriku, sampai-sampai kedekatanku dengan seseorang malah ku salah artikan?

***

Aku menemukan sosok baru tempat aku kini bersinggah. Tempat kapalku akhirnya bersandar, berhenti dan berlabuh di satu pesisir pantai yang walaupun masih terlihat baru, namun menyegarkan hati.
Aku berharap, untuk waktu yang lama, aku bisa melabuhkan kapalku di sana, merasakan keindahan dan cintamu, seperti aku yang mulai mencintaimu.
Terima kasih karena telah memberiku tempat di hatimu. Menggeser isi yang pernah ada. Melepas kapal yang pernah bersinggah di hatimu dulu, dan mengisinya dengan kapalku yang rapuh, yang aku yakini, aku akan merasa nyaman di dalamnya.

***

Catatan Usang (1)

Merindukannya, bagiku seperti hal yang tidak lazim untuk di rasakan. Menahan perasaan untuk tidak menginginkannya, bukanlah hal yang mudah. Di saat aku bisa menatapnya, dia seolah berada sangat jauh dari pandanganku. Di kala aku merasa bisa menggapainya, dia malah tidak dapat ku capai.
Dia begitu dekat.. dia tidak pernah lepas dari mata dan hatiku, tetapi kenapa sulit sekali berada di dekatnya? Seperti dua magnet yang sama kutub. Yang kalau di dekatkan, tidak akan pernah bisa bersatu.

***

Rupanya, tanpa dia, aku masih bisa tertawa setiap harinya... masih bisa merasakan air, udara, dan nafas tanpa takut kekesakan meliputi diriku..
Rupanya, tanpa dia, hidupku terasa jauh lebih normal walaupun kadang-kadang masih sering terselip kenangan di dalam hidupku. Rupanya kesedihanku yang tiada tara sudah di jawab oleh-Nya. Ia menyuruhku untuk tidak lagi merasa resah dan sedih.
Rupanya masih banuak relung hati yang hancur karena CINTA. Masih banyak keputusasaan yang terjadi bukan hanya padaku.
Intinya... sampai sekarang, detik ini, saat ini.. kau masih bisa melihatku hidup, ceria, dan menjalani seluruh sisa waktuku dengan baik.

***

Betapa bahagianya menatapmu begitu bahagia di hari ulang tahunmu. Aku senang melihat senyummu yang terlihat berbeda hari ini. Tadi juga sekilas aku memegang tanganmu. Sekilas.. tapi hatiku tidak henti-hentinya berdebar sampai sekarang.
Ya Tuhan.. mengapa pengaruh dia dalam diriku masih begitu besar? Kenapa hanya dengan masalah sepele seperti menggenggam tangannya, bisa menarikku kembali ke ingatanku hari ini bahwa ia telah melepaskanku?

***

Tersenyum sendiri membayangkan hal-hal lalu yang pernah terjadi. Keinginan untuk membalikkan waktu dan menghentikannya untuk sejenak agar aku mampu mengenang hal-hal yang aku rindukan. Indah tapi pasti ada yang menyakitkan. Tidak. Sampai kapanpun, bagaimanapun... Itu tidak akan pernah berubah. Sakit yang pernah di rasakan, indahnya saat kita akhirnya bisa memaafkan, cinta yang pernah di berikan.. semuanya tidak akan mampu hilang begitu saja. Hanya saja.. suatu saat nanti saat aku kembali membayangkannya, hal-hal tersebut tidak akan lagi memberikan efek besar dalam hidupku.. hal itu hanya akan menjadi kenangan yang pernah singgah dalam hidupku.

***

September 25, 2011

Memories Of Love 4 (Fiction Version)

Satu hal.. Satu hal yang baru saja terungkapkan dari seseorang yang dulu pernah singgah di hati Clara.
Satu hal yang tidak mungkin Clara lupakan karena adanya suatu kesaksian yang tidak pernah di ungkapkan oleh seseorang itu sebelumnya.
Satu hal yang membuat Clara terdiam.. kaget.. dan tidak percaya akan penglihatannya saat ia membaca tulisan seseorang tersebut.
Satu hal yang sempat terlupakan..
Trefio. Seseorang yang jauh.. berbeda.. yang awalnya sama sekali tidak di kenal Clara. Seseorang yang berhasil dekat dengan Clara lewat dunia maya. Dunia tulisan. Bukan tatap muka. Seseorang yang kesepian, yang membutuhkan teman. Butuh seseorang lainnya. Seseorang yang ingin menjadikan Clara sosok yang dekat dengannya.
Malam itu.. akhirnya ia membuka suara. Membeberkan semua yang dulu tidak sempat terungkap.
Trefio dekat dengan gadis lain sebelum dan sesudah mengenal Clara. Gadis yang menurut Clara sampai kapanpun tidak akan bisa di singkirkan dari kehidupan Trefio. Gadis yang jauh... jauh.. jauh lebih berharga di mata Trefio di bandingkan dengan Clara. Gadis yang cantik.. Lembut.. dan sangat beruntung mendapatkan Trefio. Riesya.
Clara bertemu dengan Trefio di tahun kedua saat mereka duduk di bangku sekolah. Clara yang memang ingin mencari teman sebanyak-banyak nya berusaha untuk mendekati Trefio yang sangat.. angkuh dan pendiam.
Clara menyadari dan mengakui karena keagresifannya lah ia dapat berhubungan dengan Trefio. Walaupun hanya lewat dunia maya. Walau begitu, Clara larut di dalamnya dalam tahun-tahun nya berada di tahun kedua bersekolah.
Trefio mencari Clara malam itu. Malam dimana keduanya terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh. Mereka bercerita sampai hampir larut malam.
Kejujuran baru yang di buat oleh Trefio saat ia mengatakan... “Kamu tau kenapa aku memilih Riesya dan berhubungan dengannya? Because of You in relationship with Cleo. I Think i lost you. If there a chance I don't wanna lose another one. That's why..”
That’s why.. Trefior choose Riesya. Batin Clara. Dua bulan setelah Cleo dan Clara berhubungan... Trefio memilih untuk berhubungan pula dengan Riesya.

Dear Trefio,
Terima kasih untuk semua kejujuran yang baru sempat terungkapkan. Terima kasih atas pengakuan indah yang telah di nyatakan. Terima kasih karena akhirnya, walau terpisahkan oleh jarak dan waktu, masih ada komunikasi di antara kita. Terima kasih untuk kesediannya dalam menemaniku berbagi cerita dan kesulitan yang pernah ku hadapi.
Kau sahabat ku.. sahabat terbaikku Trefio..

Temanmu,
Clara

July 1, 2011

Memories Of Love 3 (Fiction Version)

Verlyta menatap dirinya di cermin. Setelah yakin bahwa dirinya sempurna, ia beranjak keluar rumahnya. Di depan, Evelyn bersama Rian telah menunggunya. Ia mengenakan kaos berwarna putih gading di padukan dengan celana pendek hitam kesukaannya. Ia tersenyum percaya diri dengan rambut panjang sepunggungnya yang berkibar lembut di tiup angin. Walaupun Evelyn sahabat karibnya dan Rian, ia tidak suka melihat keduanya bersama. Ia ingin memiliki Rian seorang dan ia tidak ingin Rian dekat dengan orang lain saat ia sedang bersama dengan Rian. Setelah menyapa keduanya, tanpa basa basi Verlyta masuk ke mobil Rian dan duduk di depan, kursi penumpang sebelah Rian. Evelyn sadar akan posisinya dan duduk di belakang. Perjalanan panjang karena sebenarnya Rian mau mengantar Evelyn pulang dan mengajak Verlyta jalan-jalan. Perjalanan pulang Evelyn terasa kurang nyaman karena sepertinya Verlyta tidak malu untuk memperlihatkan kemesrahan hubungannya dengan Rian. Evelyn berusaha untuk tidak memperhatikan penumpang di depannya walaupun itu berarti ia harus memalingkan kepalanya ke jendela luar agar tidak mengganggu kemesrahan Verlyta dan Rian. Sedikit curi-curi pandang sebenarnya Evelyn melihat bahwa Rian agak risih karena Verlyta mulai bergelanyutan di lengan Rian dalam keadaan Rian sedang menyetir! Bagaimana kalau Rian jadi tidak berkonsentrasi dan akhirnya malah terjadi kecelakaan mobil? Ingin rasanya saat itu Evelyn menegur tindakan Verlyta, tapi apa daya. Ia hanya seorang tamu yang minta di antar pulang oleh Rian. Evelyn hanya bisa pasrah dan berdoa di dalam hati.

***

Verlyta tidak bermaksud menyakiti Evelyn. Ia hanya sedikit pencemburu. Ia tidak ingin Rian di rebut oleh siapa pun dan ia yakin semua perempuan manapun pasti ingin selalu bersama kekasihnya, di tambah lagi dengan sikap cuek Rian yang sulit untuk di tanggulangi. Tatkala itu sebenarnya Verlyta sering menangis karena sikap Rian yang cuek. Terkadang tidak semua yang di inginkannya mampu dikatakannya kepada Rian. Ingin sekali ia meneriakkan semua yang ada di dalam hatinya agar Rian tau seberapa besar rasa sayang dan cinta yang di milikinya untuk Rian. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Rian, dan tidak banyak menuntut apapun dari Rian. Tidak pernah menuntut untuk menonton film apapun saat bersama dengan Rian, selalu membiarkan Rian yang memilih film yang sedang tayang di studio, daripada harus melihat Rian kecewa karena pilihan filmnya tidak sesuai dengan apa yang ingin di saksikan oleh Rian. Ia akan merasa senang sekali bila Rian mau berbagi cerita dengan nya saat selesai menonton film, dan keduanya saling membahas film yang baru saja mereka tonton. Itu hal yang tidak pernah bisa di lepaskan dari dalam diri Rian, karena hanya saat itulah Rian akan menunjukkan kebawelannya di depan Verlyta.
Ia mencintai Rian. Ia sayang dan tidak ingin melepaskan Rian. Ia bahagia bersama Rian.

***
Rian tau seberapa besar rasa sayang yang di miliki Verlyta. Ia tau bahwa sikapnya yang terlampau cuek dapat melukai hati wanita manapun yang mencintai dirinya. Tetapi ia tidak mampu mengutarakan sifat keromantisannya. Ia bukan tipikal laki-laki yang mampu mengumbar rasa cintanya dihadapan perempuan. Ia hanya ingin siapapun kekasihnya, mampu menerima dirinya apa adanya, yang cuek, tidak peduli dan sulit untuk melontarkan keromantisan serta kepeduliannya di depan kekasihnya. Dan semua itu, semua kekurangannya, semua kebiasaannya, hanya mampu di terima oleh Verlyta. Bahkan terkadang ia ingin bertanya kepada Verlyta, apakah ia bahagia bersama dengan dirinya yang terlampau cuek. Apakah Verlyta tidak pernah bosan seperti perempuan lain yang banyak menuntut? Apakah sudah benar ia memperlakukan Verlyta dengan baik?
Verlyta tidak sama dengan Clara. Keduanya menyukai laki-laki yang sama. Keduanya memiliki tipikal karakter yang bertolak belakang. Clara ingin selalu di temani. Verlyta justru sangat mengerti posisi Rian yang sibuk. Clara terkadang menuntut keromantisan di dalam hubungan mereka, tetapi Verlyta lebih banyak diam dan terlihat selalu bahagia bersama dengan dirinya. Dua karakter yang saling bertolak belakang pernah berada di dalam hatinya. Pernah ia cintai. Sama-sama hampir tiga tahun berhubungan, walaupun saat bersama dengan Clara, hubungan mereka kandas dengan tidak baik. Dengan Verlyta berbeda. Keduanya memutuskan hubungan karena Verlyta masih tidak mampu menerima hubungan jarak jauh. Ia memilih untuk mundur daripada harus banyak sakit hati saat hubungan mereka berada dalam posisi long distance. Kepercayaan harus selalu di pupuk dengan baik dalam hubungan jarak jauh. Dan ia mengerti. Dengan keadaan sifat cuek di dalam dirinya, ia tau bahwa sebenarnya Verlyta takut. Dan ia memilih untuk melepaskan Verlyta, walau itu berarti ia harus melepaskan cintanya.
Sampai saat ini, ia masih memiliki rasa itu terhadap Verlyta. Rasa yang di sebut sebagai rasa sayang itu belum sepenuhnya dapat di lepaskan oleh hatinya.
Dan saat ini, Rian memilih untuk bebas. Tidak memiliki ikatan dengan siapapun, dan mampu mengkreasikan dirinya dalam berbagai macam aktifitas tanpa perlu takut tidak dapat membagi waktu dengan kekasihnya.

***

June 30, 2011

Memories Of Love 2 (Fiction Version)

Clara menatap jam dindingnya pagi itu. Sudah pukul 9 pagi dan tidak ada inisiatif dalam dirinya untuk bangun dari tempat tidurnya. Mimpi itu.. beberapa malam ini memang sempat mengganggu malamnya. Mimpi yang aneh, membingungkan sekaligus menoreh luka lama. Bukan luka sebenarnya, karena Clara sudah melupakan luka itu dan menggantikannya dengan sebuah pelajaran dan pengalaman yang berarti. Orang itu kembali menghampiri tidurnya, hampir tiga malam belakangan ini. Senang atau tidak? Karena yang di impikannya hanya sebuah ilusi tentang kebahagian masa lalu keduanya. Rian bolak-balik masuk ke dalam mimpinya. Entah karena begitu inginkah Clara bertemu dengan Rian, atau malah Rian lah yang merindukan Clara? Beberapa orang pernah mengatakan kepada Clara, bahwa ketika kita memimpikan seseorang yang tidak pernah di pikirkan, maka sebenarnya orang yang berada di dalam mimpi itulah yang merindukan dirinya. Tetapi benarkah dugaan Clara bahwa memang di dalam hati kecilnya sekalipun, ia berhenti memikirkan Rian? Terkadang Clara sendiri tidak tau apa yang berada di dalam hati kecilnya. Tetapi hampir 90% dirinya yakin, bahwa ia tidak sedikitpun berani memikirkan Rian sampai mimpi itu menghampiri bunga tidurnya. Sedikit berbunga-bunga, Clara duduk di tempat tidurnya, menarik selimut tebalnya dan masih memikirkan mimpi tadi malamnya yang merupakan mimpi ketiga berturu-turut dalam malamnya.
Clara menyadari bahwa apa yang di lakukannya saat itu adalah hal bodoh. Untuk apa sekedar memikirkan mimpi yang hanya merupakan bunga tidur seseorang? Sesuatu yang mungkin pernah di indam-idamkan oleh Clara dulu yang tidak sempat di lakukan oleh Rian untuk nya. Tapi pemikiran lain muncul dalam benak Clara. Tatapan itu... Senyumannya... Semuanya sama persis dengan apa yang pernah di rasakan oleh Clara dulu. Entahlah. Itu toh kembali hanya merupakan sebuah mimpi yang kebetulan membuat Clara kembali mengingat Rian. Mimpi di hari pertama mengingatkan kenangan manis Clara dengan Rian. Karena itulah Clara lalu mulai memikirkan mimpinya sampai akhirnya terbawa kepada mimpi kedua di malam keduanya, dan begitu selanjutnya sampai ia sendiri heran akan mimpi yang sama selama tiga hari berturut-turut. Senangkah Clara? Atau justru ia harusnya merasakan sedih karena itu hanya keinganannya dulu yang tidak sempat ia lakukan dengan Rian?
Kali ini Clara memilih bangun dan mengecek emailnya. Clara duduk terdiam, sebelum akhirnya mencari nama seseorang buddy contactnya. Rian. Clara mulai mengetik satu dua kata, lalu menghapusnya lagi. Kembali mengetik sesuatu, lalu menghapusnya kembali sampai akhirnya ia menemukan kata yang tepat, lalu menekan huruf enter dengan cepat sebelum ia berubah pikiran. Tidak berapa lama setelah itu, muncul balasan dari Rian.
“Aku baik. Kamu?” dan semuanya berlangsung cepat setelahnya.
Hubungan mereka baik. Sepertinya sudah benar-benar lupa kalau mereka memiliki hubungan khusus dulu. Hubungan yang pernah membawa mereka sampai tahun ketiga berhubungan dan berakhir dengan sedikit mengenaskan. Sampai akhirnya Rian dan Clara sama-sama menemukan pecahan hatinya yang hilang dan memberikannya kepada orang lain yang menyayangi keduanya dengan lebih baik.
Di sela-sela pembicaraan mereka, Rian menyelipkan kalimat-kalimat lucu yang mau tak mau membuat Clara sedikit bernostalgia karenanya.
“Aku rasa bahwa semua orang scorpio itu sama saja. Selalu ingin di temani dan terkadang tidak menyadari bahwa pasangannya sedang sibuk.” Kata Rian saat itu.
“Aku tidak seperti itu kan?” Kata Clara dan langsung di sambut dengan kalimat balasan cepat Dari Rian.
“Justru kamu seperti itu. Selalu minta di temani padahal tau bahwa aku sedang sibuk dan memiliki urusan lain.” Dan Clara tersenyum. Kenangan itu tidak sepenuhnya di buang oleh Rian. Ia tau bahwa Rian masih mengenal dirinya dan belum melupakan Clara sepenuhnya seperti sifatnya yang selalu ingin di temani dan ia berbintang scorpio. Clara senang karena Rian masih mengingat sifat nya walaupun itu dari sisi negative Clara. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lam karena Clara tau, bahwa Rian bukan tipe laki-laki yang mudah melupakan sesuatu. Clara berani menjamin bahwa Rian pasti masih mengingat kenangan hangatnya dengan Verlyta dulu karena hubungan mereka kandas bukan karena keduanya bertengkar hebat sebelum berpisah. Bukan seperti Rian dan Clara dulu yang harus melibatkan orang-orang terdekat mereka untuk menyelesaikan masalah. Tetapi kini Clara lebih bahagia. Bahagia karena ia kini bersama Cleo dan hubungannya dengan Rian tidak lagi berstatus “musuh” dan “dendam”, melainkan seperti seorang teman lama.
Sebelum menyelesaikan percakapannya dengan Rian, Clara sempat melontarkan satu pertanyaan ringan. Clara ingin agar Rian tau bahwa dirinya juga masih mengingat kenangan tentang mereka dulu.
“Rian… bagaimana kabar anjingmu?”
“Lucky? Ia baik.”
***
Cerita ini tidak seperti dua cerita sebelumnya. Walaupun nama dan karakternya sama, tetapi cerita di atas murni karangan. Hanya ingin kembali mengisahkan sosok Clara yang tidak lagi terpaut dengan dunia nyata dan tidak bermaksud menyinggung atau menyakiti pihak-pihak terkait di atas.
Semoga ceritanya tidak membosankan teman-teman. Selamat membaca.

June 24, 2011

Tidak Ingin di pendam sendiri

Sudah lama. Bahkan lama sekali aku tidak berani bahkan hanya menatap wajahnya lewat sebuah bingkaian foto. Lama sampai akhirnya aku memberanikannya. Dan hanya dengan membuka dan melihat kembali wajah itu, rasanya seluruh tubuhku kembali merinding. Sensasi aneh. Karena walaupun sudah lama ini berakhir, tidak pernah sedikitpun aku berani menatap dirinya. Walaupun beberapa kali kami berkomunikasi seperti teman biasa, aku tetap tidak berani melihatnya. Dan sekarang.. Rasa aneh itu diam-diam kembali mengusik hatiku. Ingin melihat, tapi takut. Bila dilihat, jangan-jangan aku malah memikirkannya.
Tidak jarang dia menyelinap masuk dalam bunga tidurku. Ia bolak-balik masuk ke dalam kehidupanku tanpa bisa ku hindari. Keinginanku? Aku tidak ingin ia kembali mengotak-atik hidupku. Tapi tidak semua bisa ku atur dengan sempurna. Bahkan sampai kapanpun, kurasa keinginanku untuk menghapus dirinya dalam ingatanku cukup terdengar mustahil. Kecuali yaah.. aku benar-benar lupa ingatan.
Yang aku pikirkan saat ini, adalah bagaimana seseorang itu lalu tau bahwa dia masih berada dalam memori otakku. Seseorang yang tidak terduga. Dan mungkin setelah kembali menelaah lebih jauh, orang-orang akan mengatakan, itu dia. Itu pasti dia. Orang-orang akan menjudge aku dengan berbagai tuduhan, “Kenapa masih memikirkannya? Salah mu sendiri masih berani berkomunikasi dengannya.” Kembali aku ingatkan, sosok ini adalah orang yang tidak terduga yang pernah masuk ke dalam hidupku. 

Template by:

Free Blog Templates