July 30, 2012

Box Of Memories (Part 2)

Alangkah indahnya saat waktu seolah-olah berputar dengan sangat lambat ketika aku bersamanya.

Aku sempat putus dengan V.I kala itu, ketika aku merasa ia sedikitnya berubah. Tetapi kami tetap dekat dan akhirnya kembali berpacaran seperti dulu, kali ini jauh lebih indah.

Kami pertama kali berciuman saat duduk di kelas tiga SMP. Aku mencintainya, dan itu adalah bukti ia juga mencintaiku dengan balas mencium ku. Kami larut dalam ombak cinta yang begitu indah dan berdebur kencang.

Hampir tiga tahun akhirnya kami sama-sama masuk dan duduk di bangku SMA. Masa indah yang pernah ku jalani di SMP harus sedikit pudar karena aku merasa V.I dan diriku tidak lagi mampu bermesraan seperti dulu. Banyak kakak kelas yang mengetahui hubungan kami lalu mengerjai kami saat MOS SMA. Masa Orientasi Siswa adalah masa terakhir ia menatapku dengan cinta. Setelah itu, hubungan kami mulai renggang. Tidak ada lagi telpon tengah malam seperti dulu. Tidak ada lagi tatapan mesra dan pegangan tangan darinya. Ia mulai menghindar.

Pertengahan tahun dikelas 1 SMA akhirnya hubungan kami meledak menjadi sebuah boomerang bagi dirinya. Hampir satu sekolah termasuk guru-guru mengetahui bahwa V.I dan aku berhenti hubungan. Banyak yang menyayangkan hal tersebut karena kami telah melewati hubungan selama kurang lebih tiga tahun. Cintaku kandas, dan aku kehilangan V.I. beberapa hari setelah V.I memutuskan hubungan, ia jujur padaku bahwa sebenarnya ia menyukai wanita lain berinitial W.G. Perempuan itu… sangat berbeda denganku. Mereka pertama kali dekat saat V.I kehilangan anjingnya tersayang yang tidak sengaja terlindas mobil dirumah. Saat itu V.I sangat terpukul dan berusaha untuk bercerita denganku. Aku memang menjawabnya, aku berusaha menghiburnya dengan caraku, tetapi V.I merasa aku tidak mampu menghibur dirinya. Lalu tidak sengaja ia menceritakan hal tersebut kepada W.G. Perempuan itu mampu membuat V.I tenang dan tidak lagi bersedih. Aku di anggap tidak mampu mendengarkan curhatnya.

Aku menyesal. Kupikir hubungan kami yang berjalan tiga tahun itu akan lebih mudah saat ia dan aku bertukar cerita. Harusnya, aku dan V.I mampu menerima dan mendengarkan satu sama lain. Tapi takdir memang berkata lain. Aku benar-benar kehilangan V.I untuk selamanya saat aku mendekati W.G. Aku ingin mengetahui siapa dirinya. Aku ingin mengetahui apa lebihnya ia dibandingkan aku. Aku ingin ia tau bahwa ia secara tidak langsung, telah menghancurkan hubunganku dengan V.I.

Aku hancur, 3 bulan pertama. Hidupku terasa seperti neraka. Nilai ku langsung hancur berantakan. Aku menangis hampir setiap malam. Lalu suatu hari, aku merasa ada secerca harapan muncul. V.I menghubungiku, mengajakku kerumahnya, dan aku iyakan ajakan itu. Aku berbicara dengannya, kupikir ia dapat berubah pikiran dan mau kembali mencintaiku, tapi aku salah. Karena saat ia mengajakku kerumahnya, ia sudah berpacaran dengan W.G.

***

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates